PRAKTIKUM
KIMIA
Sifat
Koligatif Larutan
“Membuat
Es Mambo”
Nama Kelompok :
1.
Bunga Imazizah Endrasari
2.
Dayu Intan Kartika
3.
Hilman Hasbi S.
4.
M. Huda Nashadi
5.
Rizky Barka P.
6.
Widya Annisa Pratiwi
Judul
Praktikum : Membuat Es Mambo
Tujuan :
Mempelajari dan Memanfaatkan sifat
koligatif larutan dalam kehidupan
sehari-hari
Landasan
Teori :
A. Sifat Koligatif Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya
interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan
sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Salah satu sifat
yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut
adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan
yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, dan
tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Raoult merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut
sifat koligatif ( dari bahasa latin colligare, yang berarti
“mengumpul bersama”) sebab sifat-sifat itu tergantung pada efek kolektif jumlah
partikel terlarut, bukannya pada
1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut
murni
2. Peningkatan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Gejala tekanan osmotik
B. Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga
jarak antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya
tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat
terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut
terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul
diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah
daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf).
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan
dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan
persamaan :
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n
x 1000/p)
Dimana :
∆Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya atau Tf = Tfo - ∆Tf.
C. Penyebab
dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan
Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Air murni membeku pada suhu
0oC, dengan adanya zat terlarut misalnya saja di tambahkan gula ke
dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC,
melainkan akan turun dibawah 0oC, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan
titik beku”.
Jadi larutan
akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang
lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol
dalam alkohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut murninya yaitu alkohol.
Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak
membeku? Penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah apabila dijelaskan dari
sudut pandang termodinamik sebagai berikut.
Contoh,
air murni pada suhu 0oC. Pada suhu ini air berada pada
kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air
berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa
dikatakan fasa cair dan fasa padat pada kondisi ini memiliki potensial
kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.
Besarnya
potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu potensial
kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yag lain, fasa yang
memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai,
misalnya pada suhu 2oC fasa cair memiliki potensial kimia yang lebih
rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada
pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1oC fasa padat memiliki
potensial kimia yang lebih rendah sehingga pada suhu ini air cenderung berada
pada fasa padat.
Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita
turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka
perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada
suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya
zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat,
akibatnya pada saat proses pendinginan berlangsung larutan akan mempertahankan
fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada
fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, hal ini menyebabkan potensial kimia
pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potesnsial kimia
pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang
diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya
menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa
adanya zat terlarut akan menurunkan titk beku larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan
adalah sebagai berikut:
|
Keterangan:
∆Tf=Penuruan
titik beku
∆m = molalitas
larutan
Kf = Tetapan konstantat titik beku larutan
Jangan lupa untuk menambahkan faktor van hoff pada rumus diatas apabila
larutan yang ditanyakan adalah larutan elektrolit.
Alat : -Plastik kecil
-Tas kresek / Baskom
-Karet
Bahan : -Sirup/bahan lain sesuai selera
-Es batu
-Garam brosok
Cara
Kerja :
1.
Siapkan semua bahan.
2.
Pecahkan es batu sampai menjadi bagian yang kecil.
3. Masukkan es batu dan garam
brosok ke dalam tas.
kresek (jumlah es batu dan garam harus
seimbang).
4. Masukkan es mambo ke dalam
kresek yg berisi garam
dan es batu.
5. Tali/ikat tas kresek tersebut
lalu tekan perlahan.
6. Kocok tas kresek ± 10
menit.
7. Amati perubahan es mambo
tersebut.
8. Jika es mambo sudah padat
merata maka keluarkan
dari tas kresek.
Pertanyaan/Analisis : Sifat koligatif apakah
yang dimanfaatkan
dalam pembuatan es mambo?
Jawaban
Pertanyaan :
Sifat
koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Pada percobaan membuat es mambo
tersebut sifat koligatif yang dimanfaatkan adalah sifat koligatif peurunan
titik beku. Pada pembuatan es mambo, cairan pendingin dibuat dengan
mencampurkan garam brosok dengan kepingan es batu dalam tas kresek. Pada pencampuran
itu, karena garam merupakan elektrolit maka garam dapat menurunkan suhu
sehingga es batu didalam tas kresek tersebut akan mencair .
Kesimpulan
1. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan
yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, dan
tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
2. Perbedaan titik beku akibat adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf).
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan
dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan
persamaan :
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n
x 1000/p)
3. Temperatur normal campuran es dan air adalah 00C.
Akan tetapi itu tidak cukup dingin untuk membekukan es mambo. Temperatur yang
diperlukan untuk membekukan es mambo adalah -3 oC atau lebih
rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam dalam
proses pembuatan es mambo. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan.
Ketika es dicampur dengan garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam
serta menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran
itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat
dan lezat seperti yang diinginkan.
:)
ReplyDelete